Gabriella Velicia Rachmat: Innovating Beyond the Lab – A Roadmap for Aspiring Developer

Penulis: Christabell Kusuma | Penyunting: Ferlita Agnes Prasnasheilla, Kevin Wanta
— 19 Agustus 2024

Program Studi Sarjana Teknik Kimia, Universitas Katolik Parahyangan membentuk Chemical Business Development (CBD) yang menjadi salah satu program peminatan (career specialization). Program peminatan ini menyiapkan peluang karier bagi para lulusan sarjana Teknik Kimia untuk tidak hanya berkarier di bidang utama, Research and Development, Operation and Engineering, tetapi juga dalam bidang Business Development, Sales, Marketing, Purchasing, Logistics, and Supply Chain Management di industri kimia.

Pada kenyataannya, alumni Prodi Sarjana Teknik Kimia UNPAR, banyak berkarir di luar kompetensi utama lulusan Teknik Kimia. Gabriella Velicia Rachmat, sebagai alumni TK UNPAR, menuturkan pengalaman kariernya dalam bentuk tanya jawab di bawah ini.

Bagaimana Anda mendeskripsikan posisi dan tanggung jawab sebagai marketing manager di PT. Takasago?

Sebagai Marketing Manager di Takasago, tanggung jawab saya meliputi beberapa aspek utama, antara lain:

  • memimpin divisi marketing dan bertanggung jawab dalam pengembangan produk baru di Indonesia;
  • melakukan analisa bisnis secara berkala untuk pasar Indonesia dan menyusun proposal bisnis untuk client Takasago;
  • mengembangkan dan menganalisa performa penjualan di Indonesia, khususnya dalam bidang flavor untuk produk makanan dan minuman kemasaan, serta produk oral care (pasta gigi dan mouthwash);
  • menciptakan inovasi rasa terbaru untuk klien (industri makanan/minuman) di Indonesia dan menjadi representasi penjualan dari Takasago;
  • berkolaborasi dengan tim Marketing Global sebagai analis pasar Indonesia;
  • memimpin proses kreatif pengembangan flavor baru, baik di Indonesia maupun di R&D Global.

Apa bidang industri dari PT. Takasago dan apa yang menjadi tanggung jawab Anda?

Takasago International Corporation adalah perusahaan di bidang fine chemicals dengan empat unit bisnis: Flavor, Fragrance, Aroma Chemicals, dan Fine Chemicals. Saya bertanggung jawab di divisi Flavor, yang fokus pada perisa makanan untuk produk makanan dan minuman kemasan.

Apa yang membuat Anda tertarik dengan divisi Flavor dan apa aktivitas yang dilakukan di divisi ini?

Bergerak di divisi Flavor membawa saya lebih dekat dengan dunia kuliner, sebagai marketing di Takasago, saya menggabungkan tiga bidang ilmu: kuliner, kimia, dan ekonomi. Dunia kuliner selalu menarik bagi saya karena saya tumbuh dari keluarga yang bergerak di bidang kuliner (catering). Oleh karena itu, mengeksplorasi dan berinovasi dalam bidang kuliner adalah hal yang sangat menyenangkan bagi saya.

Apa yang paling penting dilakukan sebagai B2B Marketing Manager di Takasago?

Dalam B2B marketing, kami tidak menggunakan brand ambassador, seperti selebriti untuk mempromosikan produk kami. Oleh karena itu, peran marketing sangat penting dalam membangun citra merek. Seorang marketing tidak hanya berfungsi sebagai perwakilan merek tetapi juga harus mampu menjelaskan keunggulan produk-produk Takasago.

Misalnya, jika perusahaan makanan kemasaan biasanya memerlukan waktu satu tahun untuk mengembangkan sebuah produk, kami harus memulai lebih awal. Menjadi penggerak dan kontributor dalam inovasi produk makanan di Indonesia memerlukan kombinasi antara analisis ekonomi yang kuat dan kreativitas tinggi. Hal ini penting agar produk tidak hanya menarik untuk dibeli tetapi juga enak untuk dimakan sehingga konsumen terus kembali membeli produk tersebut.

Sebagai Marketing Manager, Apa tantangan besar yang Anda hadapi di Takasago?

Sebagai marketing manager di Takasago, saya bertanggung jawab sebagai perwakilan atau brand ambassador Takasago Indonesia, termasuk dalam proyek multi-nasional yang melibatkan banyak orang dengan berbagai latar belakang. Meskipun saya merasa kurang percaya diri karena hanya memiliki gelar S1 Teknik Kimia, sementara kolega saya memiliki gelar S1 Ekonomi atau bahkan S3, saya tetap menghadapi tantangan ini. Memimpin tim yang terdiri dari berbagai latar budaya, bahasa, dan pendidikan yang berbeda menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam bekerja di Takasago. Tetapi, saya bersyukur dapat memperoleh pengalaman memimpin sebuah tim dari berbagai macam negara.

Satu hal yang pasti adalah bahwa latar belakang pendidikan tidak selalu menjadi faktor penentu. Jika manajemen telah mempercayakan tugas dan tanggung jawab kepada saya, itu menunjukkan kepercayaan mereka terhadap kemampuan saya dalam memimpin tim, tanpa memandang latar belakang saya. Menurut saya, hal ini penting untuk dipelajari oleh orang Indonesia agar bisa maju, karena belajar tidak hanya terbatas pada pendidikan formal, tetapi juga pada pengalaman dan prestasi.

Sebagai Marketing Manager, apa peran ilmu Teknik Kimia yang sangat dibutuhkan dalam posisi tersebut?

Sebenarnya, dalam pekerjaan sehari-hari, tidak ada ilmu spesifik Teknik Kimia yang benar-benar terimplementasikan di dunia kerja. Mata kuliah yang paling bermanfaat menurut saya adalah Manajemen Industri Kimia. Namun, karena kuliah di Teknik kimia yang terbiasa dengan jadwal padat (mengejar proyek, menyelesaikan laporan, laboratorium, menghadiri kelas), secara tidak langsung mengajarkan ketrampilan mengenai project management. Selain itu, kemampuan analisis menggunakan Microsoft Excel yang saya pelajari ketika menganalisis data laboratorium sangat membantu pekerjaan saya saat ini.

Sebagai marketing untuk bahan kimia, saya memahami beberapa prinsip dasar produksi kimia (seperti extraction column, high pressure extraction, dan lainnya), yang memungkinkan saya untuk menjelaskan proses produksi kepada klien dengan lebih baik saat menjual produk.

Bagaimana Anda menemukan ketertarikan di bidang marketing saat masih kuliah?

Jujur, pada awalnya saya hampir tidak menyelesaikan studi di Teknik Kimia. Di semester 3, saya merasa semua mata kuliah sangat sulit hingga IP saya anjlok. Saya bahkan sempat berpikir untuk pindah jurusan ke Ilmu Komunikasi. Namun, teman-teman dan keluarga saya membujuk dan meyakinkan saya bahwa saya pasti bisa melewati tantangan tersebut. Sekarang terbukti bahwa setelah melewati tantangan perkuliahan, saya mampu menghadapi tantangan dunia kerja yang berat berkat persiapan yang saya dapatkan selama kuliah.

Alasan saya tertarik menjadi marketing awalnya karena saya melihat bahwa rata-rata orang yang menjadi CEO atau pimpinan perusahaan biasanya datang dari divisi manajemen, baik sales maupun marketing. Karena saya memiliki ambisi yang cukup tinggi, saya tertarik menjadi marketing. Selain itu, menjadi seorang marketing memungkinkan saya untuk belajar ilmu komunikasi sekaligus mengasah kemampuan analis di dalam dunia kerja.

Apa cara berpikir sangat berguna dalam perkejaan dan harus dilatih sejak kuliah di Teknik Kimia?

Project management, kedisiplinan, dan evaluasi adalah tiga hal yang paling berpengaruh dalam pekerjaan saya. Project management sangat penting dalam dunia kerja untuk mengatur jadwal proyek, menetapkan target, dan mengevaluasi hasil dari usaha yang telah kita lakukan.

Banyak lulusan teknik kimia bekerja di bidang process engineer tetapi banyak juga yang bekerja pada bidang yang lain. Apa bekal yang diperlukan mahasiswa Teknik Kimia jika ingin merambah ke bidang pemasaran maupun sebagai business developer?

Ilmu-ilmu dasar yang dibutuhkan untuk business development antara lain :

  • Project management
  • Leadership skills
  • Organization skills
  • Communication and negotiation skills
  • Ilmu dasar ekonomi dan pemasaran

Bagaimana cara Anda mengikuti tren perkembangan terbaru dalam industri?

Membaca berita, jurnal dan informasi secara konsisten, serta terjun ke lapangan dan mengobservasi. Setiap hari, saya menghabiskan waktu dua jam untuk membaca koran, artikel, dan jurnal. Di zaman sekarang, media sosial sangat membantu dalam hal ini. Kita juga bisa mengobservasi tren melalui media sosial dengan mengikuti akun-akun yang kredibel untuk selalu memperbarui diri dengan informasi terkini.

Apa tips untuk mahasiwa Teknik Kimia UNPAR dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja terutama yang ingin bekerja di bidang marketing?

Selain soft skill yang sudah dijelaskan di atas, belajar hal-hal berikut supaya bisa menjadi nilai tambah:

  • Social media analytics
  • New product design
  • Market competitive landscape
  • Macro- and micro- economic analytics
  • dan tentu saja, Bahasa Inggris.

Saya terkadang melihat bahwa SDM Indonesia memiliki potensi besar, tetapi terkendala bahasa, yang menghambat perkembangan mereka. Kembangkan kemampuan Bahasa Inggris secara professional, baik aktif maupun pasif, karena untuk sukses di perusahaan international tentunya harus menggunakan bahasa yang dapat dipahami secara internasional.