Kegiatan Pengabdian Masyarakat Teknik Kimia UNPAR – The Lodge Foundation di Cibodas

Berita ini merupakan liputan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia (HMPSTK) – dosen Teknik Kimia UNPAR dan The Lodge Foundation yang dibiayai oleh Australian Grant Scheme (AGS). Liputan berita ini dilakukan oleh Adi Haryanto- Sindonews-Jabar, diambil tanpa dirubah dari link berita: https://jabar.sindonews.com/read/7243/1/the-lodge-foundation-australia-dan-unpar-bangun-biodigester-di-cibodas-1558195540 dan https://jabar.sindonews.com/read/7242/1/biodigester-ubah-kotoran-hewan-jadi-energi-alternatif-1558195530

Biodigester Ubah Kotoran Hewan Jadi Energi Alternatif

BANDUNG BARAT – Founder The Lodge Foundation Heni Smith mengatakan, teknologi biodigester bisa menghasilkan energi biogas dari kotoran hewan (kohe) sapi, sangat membantu masyarakat. 

Pasalnya biogas dari kotoran sapi bisa jadi alternatif dan solusi kebutuhan energi seperti untuk memasak dan untuk penerangan yang selama ini selalu bergantung kepada gas elpiji atau listrik.

“Kehadiran teknologi ini manfaatnya sangat besar karena menjadi alternatif solusi kebutuhan energi bagi masyarakat. Hal lainnya adalah mampu mengubah mindset masyarakat soal kotoran sapi yang selama ini belum dimanfaatkan,” kata Heni di sela pelatihan pengolahan kotoran sapi menjadi biogas yang dihadiri masyarakat, perwakilan dari pemerintah Australia, Hima dan Prodi Teknik Kimia Unpar di The Lodge Maribaya, Lembang, Sabtu (18/5/2019).

Menurutnya, biodigester ini merupakan win-win solution. Sebab selain mampu mengurangi pencemaran kohe, teknologi ini juga akan memberikan dampak ekonomis yang positif kepada masyarakat. Pihaknya sangat mendukung pilot project biodigester di Kampung Sukamulya, RT 03/02, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, KBB, yang merupakan warga binaan dari The Lodge Foundation.

Diakuinya selama ini masih ada masyarakat yang membuang kohe ke sungai langsung sehingga membuat sungai tercemar. Tapi dengan program ini dan komitmen pihaknya dalam menjaga kebersihan sungai yang didukung oleh Prodi Teknik Kimia Unpar dan pemerintah Australia, maka upaya mewujudkan Citarum Harum secara bertahap dapat terwujud. Untuk itu penyuluhan, sosialisasi, dan pelatihan dalam pemanfaatan kohe harus terus dilakukan.

“Kalau sungai bersih, masyarakat bisa memanfaatkannya sebagai wahana wisata yang bisa memberi nilai tambah secara ekonomi. Kami tentunya sangat support program ini dan akan terus dikembangkan ke depanya,” tuturnya. 

Sementara itu Rohaeti (50) mengaku senang di rumahnya dipasang instalasi biodigester bantuan dari pemerintah Australia melalui Australia Grant Scheme, The Lodge Foundation, Hima dan Prodi Teknik Kimia, Unpar. 

Pasalnya peternak yang memiliki 13 sapi ini bisa memanfaatkan kotoran sapi-sapinya menjadi bahan dasar energi biogas. Sehingga mulai saat ini dia sudah tidak lagi menggunakan listrik untuk penerangan ataupun gas elpiji buat memasak. 

“Bak tampungnya ada di belakang rumah dekat dengan kandang, jadi saya tidak repot menyalurkan kotoran sapi ke sana (reaktor). Gasnya bisa buat memasak lima jam terus menerus, dan kalau buat lampu bisa dinyalakan dari magrib sampai besok paginya,” kata dia.

The Lodge Foundation, Australia, dan Unpar Bangun Biodigester di Cibodas

BANDUNG BARAT – Pemerintah Australia melalui Australia Grant Scheme, The Lodge Foundation, Hima dan Prodi Teknik Kimia Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), bekerja sama mengembangkan biodigester. 

Pilot project program ini diterapkan di salah satu rumah peternak sapi di Kampung Sukamulya, RT 03/02, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Teknologi biodigister bisa menghasilkan energi biogas dengan memanfaatkan kotoran sapi yang diproduksi melalui proses fermentasi anaerobik, sehingga menjadi alternatif solusi kebutuhan energi bagi masyarakat. 

Kepala Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Unpar, Jenny Novianti Muliarahayu Soetedjo mengatakan, dalam pembuatannya bekerja sama dengan berbagai pihak serta melibatkan mahasiswa.

“Sudah tiga tahun kami memiliki program campus come to community dan kebetulan sekarang fokusnya ke energi dalam pengembangan biodigester. Kebetulan project ini mendapatkan dukungan CSR dari Australia Grant Scheme melalui alumni-alumni mahasiswanya yang pernah kuliah di sana,” terang Jenny saat ditemui di Desa Cibodas, Maribaya Lembang, Sabtu (18/5/2019) sore.

Dipilihnya project biodigester yang menghasilkan biogas dari kotoran sapi, karena berdasarkan pertimbangan bahwa di wilayah Kecamatan Lembang masih ada 180 ton kotoran sapi/hari yang bisa mencemari sungai. 

Pihaknya berupaya untuk mengurangi pencemaran kotoran sapi dengan mengolahnya menjadi energi. Sehingga selain menciptakan energi alternatif bagi masyarakat project ini turut membantu program Citarum Harum yang digalakan pemerintah.

“Ketika ini sukses dan manfaatnya dirasakan masyarakat, maka ke depannya kami ingin pasang instalasi biodigester di beberapa titik. Bukan tidak mungkin jika nanti PJU juga bisa menggunakan energi dari biogas ini,” ucapnya.

Produsen Biodigester dari CV Primary Indonesia, Dandi Budiman menyebutkan, instalasi reaktor atau bak tampung biodigester yang dibangun memiliki kapasitas 5.000 liter/hari. 

Dengan input kohe 100 liter/hari maka bisa menghasilkan output biogas 1.000 liter/hari. Teknologi ini terbukti ramah lingkungan, pasalnya residu dari kotoran ternak bisa diolah kembali menjadi pupuk atau makanan ikan.

“Instalasi biodigester ini berbahan dasar fiber bukan tembok cor dari semen, sehingga lebih fleksibel. Pernah teruji coba saat gempa di Lombok dan biodigester dari fiber ini tahan guncangan tidak mengalami retak/belah,” terangnya.