Penulis: Sylvain Emmanuel I Editor: Kumalasari Dewi Wijaya
Bisnis, bisnis, dan bisnis. Tidak ada habisnya pembahasan mengenai bisnis dan langkah untuk terus berkembang dalam dunianya. Berbagai orang berlomba mencari inovasi yang dapat meningkatkan bisnis mereka dan cara untuk mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin. Namun perlu diingat, dalam sebuah bisnis yang besar, terdapat fundamental kuat yang bekerja di balik layar untuk sampai ke titik tersebut. Dari awalnya sebuah bahan baku diproses hingga berakhir ke tangan customer, dibutuhkan sebuah alur kerja yang kokoh untuk memastikan seluruh proses berjalan dengan sempurna. Inilah Supply Chain Management, syarat dasar dalam keberlangsungan sebuah bisnis.
Pada Jumat, 10 Oktober 2025, kuliah Pengantar Teknik-Bisnis dalam program peminatan Chemical Business Engineering (CBD) kembali menghadirkan narasumber baru, Tahir Ng, sebagai pemateri kuliah tamu kali ini. Pak Tahir, seorang alumni UNPAR, telah bekerja di berbagai perusahaan ternama di Indonesia sejak awal karirnya pada tahun 2013 dan kini menjabat sebagai Supply Chain Senior Manager di PT MCC Label Indonesia. Dengan besarnya pemahaman beliau pada bidang supply chain, kesempatan ini menjadi sebuah wawasan yang penting bagi mahasiswa/i untuk memahami lebih dalam peran supply chain dalam dunia industri.

Peran Supply Chain dalam Bisnis
Pembahasan dibuka dengan fakta bahwa seluruh barang yang kita gunakan saat ini melalui sebuah rantai pasok (supply chain) yang memungkinkan kita, sebagai customer, untuk memperoleh produk yang diinginkan. Secara garis besar, supply chain bekerja sejak awal barang diminta oleh customer hingga tiba di tangan customer itu sendiri. Apakah customer tersebut valid, bagaimana ketersediaan produknya, serta bahan apa yang tersedia, semua diatur dalam supply chain yang menjadikannya sebagai salah satu fundamental dasar dalam keberlangsungan sebuah bisnis.
Untuk itu Pak Tahir menegaskan, “Hal terpenting yang ada dalam bidang supply chain adalah bagaimana cara pola pikir kita dan bagaimana cara kita berkomunikasi dengan orang, kalau salah satu keduanya ini kita kurang, supply chain tidak akan berjalan dengan efektif.”
Struktur Supply Chain
“With great power comes great responsibility” (Spider-Man, 2002), mungkin kalimat inilah yang paling tepat menggambarkan cara kerja supply chain dalam sebuah bisnis. Dengan tanggung jawab besar, pekerjaan dalam supply chain terbagi menjadi beberapa bagian sebelum dapat mencapai kinerja keseluruhannya.
Dalam praktiknya, sebagian besar biaya produk berasal dari bahan baku. Sebagai aspek yang sangat menentukan apakah bisnis dapat bertahan atau justru harus terjerat dalam lilitan hutang, biaya yang dikeluarkan harus seminimal mungkin, salah satunya dengan bernegosiasi. Namun, menurut Pak Tahir, negosiasi merupakan salah satu aspek paling kompleks dalam proses pembelian bahan baku, karena banyaknya resiko dan faktor yang harus diperhatikan selama terjadinya proses ini.
“Jangan sampai kalian beli barang murah, tapi kualitasnya kacau balau dan akhirnya tidak bisa dipakai,” Dalam kalimat ini Pak Tahir menegaskan, bahwa setiap pembelian yang dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan, di mana menyangkut juga pertimbangan antara kualitas yang sesuai dengan harga yang dikeluarkan.
Teknik komunikasi juga berperan besar dalam membangun hubungan yang baik antara perusahaan, supplier, maupun customer. Setiap permintaan dari customer harus dipenuhi secara tepat: mulai dari ketersediaan barang di gudang; jadwal pengiriman yang sesuai; dan jenis transportasi yang menyesuaikan produk yang dikirim.
Perencanaan yang dilakukan dalam supply chain harus mencakup seluruh faktor yang berpotensi memengaruhi bisnis tersebut. Mulai dari biaya, ketersediaan barang, maupun pengelolaan barang yang seringkali melibatkan sebuah inventory. “Kalau bayar ke supplier 30 hari, tapi barang baru terjual 90 hari, artinya kita harus keluarin uang dari kantong sendiri”. Hal inilah yang merupakan ketakutan terbesar dalam pengelolaan suatu bisnis. Pembayaran yang dilakukan customer seringkali tidak sesuai dengan ekspektasi tempo yang diinginkan oleh kita. Ditambah lagi, apabila sebuah bisnis memiliki sistem penyimpanan barang inventory berupa gudang (warehouse), maka biaya yang ditanggung dalam penyewaan tempat tersebut juga tentunya tidak murah.
Dari segi transportasi, Pak Tahir menyoroti pentingnya pemilihan jalur pengiriman yang tepat. Meskipun pengiriman melalui pesawat dalam mayoritas kondisi selalu lebih cepat dibandingkan jalur laut atau darat, biaya yang dikeluarkan juga lebih besar, sebagaimana jalur yang lebih cepat adalah jalur yang lebih mahal. Selain itu, beliau menekankan pentingnya mahasiswa/i untuk membaca berita dan memahami incoterms dalam bisnis, yaitu tanggung jawab pengiriman dari supplier hingga customer. Jangan sampai kita tergoda penawaran harga yang murah, tanpa mengetahui secara pasti sejauh apa perjalanan barang yang sebenarnya diakomodasikan.

Studi Kasus – Permasalahan Nyata di Bisnis
Tak hanya terbatas dalam penjelasan materi saja, Pak Tahir juga memberikan sebuah sesi studi kasus yang menantang mahasiswa/i untuk bekerja sama dan berpikir kritis. Dalam sesi ini, mahasiswa/i dibagi menjadi kelompok yang beranggotakan lima orang dan diminta mencari solusi atas masalah bisnis nyata yang juga berkaitan dengan permasalahan supply chain, untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas.
Setelah sesi presentasi selesai, Pak Tahir mengaku kagum setelah mendengar berbagai ide-ide dari mahasiswa/i yang menurutnya sudah mengarah dalam bidang finance dan marketing yang sangat baik, meskipun masih ada sebuah aspek yang masih dilupakan mahasiswa/i. Untuk itu, Pak Tahir juga memberikan solusi pribadinya terhadap kasus yang diberikan, sehingga mahasiswa/i dapat lebih tercerahkan dalam permasalahan terkait.
Kuliah tamu bersama Pak Tahir telah memberikan banyak pengetahuan berharga kepada mahasiswa/i tentang bisnis jenis kerja yang terjadi di dalamnya. Sebagai penutup, Pak Tahir memberikan pesan kepada para mahasiswa/i untuk tidak hanya pintar secara akademik, namun untuk selalu melatih teknik komunikasi.
“Walaupun kalian pintar, kalau kalian tidak bisa mengekspresikan ide-ide kalian dengan baik, nilainya tetap nol. Seringlah mencari kesempatan untuk berbicara di depan publik, walau kalian grogi atau diketawain orang. Cari kembali apa yang dibutuhkan pasar saat ini, karena semuanya kembali pada demand and supply,” ujar Pak Tahir yang sekaligus, menutup kuliah tamu kali ini.


